Menurut Staatsblad Nedrlands Indie No. 81 tahun 1828, Keresidenan Banten dibagi tiga kabupaten : Kabupaten Utara yaitu Serang, Kabupaten Selatan Yaitu Lebak dan Kabupaten Barat yaitu Caringin.
Kabupaten Serang dibagi lagi menjadi 11 ( sebelas ) kewedanaan. Kesebelas kewedanaan tersebut yaitu : Kewedanaan Serang ( Kecamatan Kecamatan Kalodian dan Cibening ), Kewedanaan Banten ( Kecamatan Banten, Serang dan Nejawang ), Kewedanaan Ciruas ( Kecamatan Cilegon, dan Bojonegara ), Kewedanaan Cilegon ( Kecamatan Terate, Cilegon dan Bojonegara ), Kewedanaan Tanara ( Kecamatan Tanara dan Pontang ), Kewedanaan Baros ( kecamatan Regas, Ander dan Cicandi ), Kewedanaan Kolelet ( Kecamatan Pandeglang dan Cadasari ) Kewedanaan Ciomas ( Kecamatan Ciomas arat an Ciomas Utara ) dan Kewedanaan Anyer ( tidak dibagi kecamatan.
Menurut sejarah, pada tahun 1089 Banten terpaksa harus menyerahkan wilayahnya yaitu Lampung kepada VOC ( Batavia ). Saat itu Banten dipimpin oleh Sultan Muhamad menyusun strategi untuk melawan kekuasaan VOC. Sultan Muhamad menjadikan Pandeglang sebagai wilayah untuk menyusun kekuatan. Kekuatan kesultanan dipencar kepelosok Pandeglang seperti di kaki gunung Karang dan di pantai.
Pandeglang dalam percaturan sejarah kesultanan Banten telah terbukti merupakan daerah yang strategis. hal ini bisa terlihat dari bergagai peninggalan sejarah yang terdapat di wilayah Pandeglang. Semua itu bukan hanya membekas pada benda yang berwujud, tapi juga membekas pada kultur kehidupan masyarakat Pandeglang.
Peninggalan sejarah kesultanan Banten masih nampak telrihat dari seni budaya yang ada di Pandeglang. Misalnya saja, Pandeglangmerupakan Kota Snatri dan Pandeglang terkenal dengan daerah yang historis, patriotis dan agamis. Julukan ini tidak serta merta timbul dengan sendirinya, akan tetapi merupakan bentangan sejarah telah mencatatnya.
Saat ini Pandeglang tetap merupakan wilayah yang strategis di wilayah Provinsi Banten. Sejarah kembali mencatat, Pandeglang dengan tokoh tokoh masyarakatnya memberi andi besar dalam pembentukan Provinsi Banten. Sejarah Pandeglang mencatat juga, bahwa saat dipimpin oleh BUpati H.A.Dimyati Natakkusumah, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan Swasta di Kabupaten Pandeglang Bebas Biaya sekolah dan pada thun 2007 pembangunan saran pendidikan dibangun dengan menggunakan rangka baja.
Kembali kepada sejarah terbentuknya Kbupaten Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874, tanah tanah gubernur kecuali Batavia dan Keresidenan Priangan telah Banten telah ditentukan, bahwa :
a. Jabatan Kliwon pada Bupati dan Patih dari Afdeling Anyer, Serand dan Keresidenan Banten dihapuskan.
b. Bupati mempunyai pembantu, yaitu mantri Kabupaten dengan gaji 50 golden.
c. Kepala Distrik mempunyai gelar jabatan wedanan dan Onder Distrik mempunyai jabatan Asisten Wedana.
1 maret 1874 mulai berlaku 1 april 1874 menyebutkan pembagian daerah, diantarnya Kabupaten Pandeglang dibagi 9 distrik atau kewedanaan. Pembagian ini menjadi Kewedanaan Pandeglang, Baros, CIomas, Kolelet, CImanuk, Caringin, Panimbang, Menes dan Cibaliung.
Menurut data tersebut di atas, Pandeglang. Lebih jelas lagi dalam ordonansi 1877 Nomor 224 tentang batas batas keresidenan Banten, termasuk batas batas Kabupaten Pandeglang dalam tahun 195 dengan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 14 agustus 1925 nomor XI. Maka jelas Kabupaten Pandeglang telah beridir endiri tidak di bawah penguasaan Keresedenan Banten.
Dari fakta fakta tersebut di atas dapat diambil beberapa alternatif, yaitu pada tahun 1828 Pandeglang sudah merupakan pusat pemerintahan distrik. Pada tahun 1874 Pandeglang merupakan kabupaten. Pada tahun 1882 Pandeglang merupakan Kabupaten dan distrik kwedanaan. Dan pada tahun 1925 kabupaten pandeglang telah berdiri sendiri. Atas dasar kesimpulan kesimpulan tersebut diatas, maka disepakati bersama bahwa tanggal 1 april 1874 ditetapakan sibagi hari jadi Kabupaten Pandeglang.
Sumber :
http://pandeglang.org/profil.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar